Dari mana yach saya mulai ceritanya... ya dah begini aja, kira2 delapan tahun yang lalu sebelum saya tulis artikel ini, saya disekolahkan di pondok pesantren modern Daar et Taqwa yang berada di desa tambiluk kec petir kab serang - Banten dan saya disekolahkan dipesantren melaluli perantara saudara bapak saya yang ada di banten. saya bingung kenapa saya harus masuk pesantren padahal saya tuh orangnya punya penyakit yang sejak kecil menggerogoti hidup saya tapi mungkin ornag tua saya punya pemikiran lain untuk saya, akhirnya saya dimasukan ke pesantren tersebut. dan di pesantren tersebut kehidupannnya penuh dengan disiplin yang mengatur setiap santrinya termasuk saya, mulai dari makan, mandi, belajar dan ibadah. pertama kali saya tidak betah karena saya tidak terbiasa hidup dengan suasana tersebut tapi akhirnya setelah saya punya banyak teman hidup dipesantren pun mengasyikan dan banyak pengalaman yang saya alami di pondok tersebut nanti sya ceritakan satu persatu.
padahal banyak kisaha yang bisa diceritakan tapi saya membagi kisahnya perkelas saja yach...
kelas I MTs
pertama kali saya masuk ke kelas saya seperti orang asing di kelas karena ternyata hanya saya saja yang belum punya teman sedangkan yang lain masuk ke pondok tersebut bersama teman2 mereka ketika di sekolah dasar, tapi asaya tidak merasa minder karena saya orangnya gampang bergaul jadi gak terlalu lama say piun berteman dengan mereka. dikelasa satu tidak terlalu bnayak kisah ayang bisa diceritakan karena saya masih santri baru dan belum punya pengalamna yang seru yang bisa diceritakan mungkin hanya ada satu kisah yang membuat saya dan seluruh penduduk pondok pesantren bersedih ketika saya hendak naik ke kelas 2, Pimpinan Pondok Pesantren saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, beliau meninggalkan istri tercintanya dan keluarga besar pondok pesantren Daar et Tawqa tercinta, beliau meninggal ketika santrinya sedang liburan, saya pun tahu berita tersebut dari saudara saya yang di Banten. ketika itu saya dan bapak saya langsung melaju ke banten dengan menggunakan sepeda motor untuk menyelati pimpinan pondok saya. saya datang kesana pun tepat waktu saya langsung mengajikan pak ustadz dan sayangnya saya tidak ikut mengantarkan ke persinggahan pak ustadz yang terakhir karena saya harus pulang ke jakarta. mungkin itu peristiwa yang sangat menyedihkan ketika saya di pondok. dan masih banyak kisah yang saya kan ceritakan... nanti saya akn lanjutkan sekarang saya mau mandi dulu yach hehehehe coz belu mandi sich... to be continue...
.jpg)
